Kamis, 12 September 2013

10 KECELAKAAN PESAWAT PALING TRAGIS

10. Korean Airlines Penerbangan 007, 1983

Korean Air Penerbangan 007 adalah sebuah pesawat Boeing 747 yang terbang dengan rute New York City,Amerika Serikat, menuju SeoulKorea Selatan. Pesawat tersebut ditembak jatuh oleh pesawat Uni Soviet karena pesawat tersebut terbang di atas pangkalan militer Uni Soviet dan kemudian jatuh di Laut OkhatskUni Soviet, pada 1 September 1983. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 269 orang (termasuk seorang anggota Kongres Amerika Serikat). Hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Korea Selatan. Kecelakaan ini merupakan salah satu momen Perang Dingin yang paling panas. Hal ini kemudian meningkatkan sentimen anti-Soviet dan anti-komunis secara umum di Amerika Serikat. Uni Soviet mengklaim bahwa Amerika sengaja menguji kesiapan pertahanan Uni Soviet atau bahkan memprovokasi perang. Sampai hari ini, masih banyak pandangan-pandangan dan teori-teori alternatif yang berbeda dan bahkan saling bertentangan mengenai kecelakaan tersebut. Beberapa detail kecelakaan tersebut akhirnya terungkap setelah transkrip penerbangan tersebutdirilis, ditambah lagi dengan dirilisya rekaman kotak hitam oleh Federasi Rusia, setelah Uni Soviet bubar.

9. American Airlines Penerbangan 191, 1979

American Airlines Penerbangan 191 adalah sebuah pesawat McDonnell Douglas DC-10-10 yang jatuh di kompleks perumahanChicago, Illinois, Amerika Serikat saat hendak lepas landas dari Bandara Internasional O'Hare pada 25 Mei 1979. Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 258 orang dan 13 awak ditambah 2 orang di darat dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Amerika Serikat[2].
Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Chicago menuju Los Angeles dan telah bersiap untuk lepas landas. Saat lepas landas (tepatnya ketika rotate - menaikkan hidung pesawat ketika lepas landas), mesin kiri pesawat terayun-ayun dan terlepas. Ketika terlepas, mesin tersebut mengenai bagian depan sayap dan merusak sistem hidraulik pesawat secara keseluruhan. Ketika menyadari apa yang terjadi, pilot melambatkan kecepatan pesawat (kesalahan pelajaran sewaktu latihan) mengakibatkan pesawat menjadi melayang miring ke kiri dan jatuh di lapangan kosong dekat tempat parkir trailer di ujung landasan. Puing puing mesin kiri pesawat ditemukan berceceran di landasan pacu sesaat setelah pesawat tersebut jatuh.

8. Iran Airlines Penerbangan 655, 1988
Iran Air Penerbangan 655 (IR 655) merupakan sebuah penerbangan terjadwal oleh Iran Air dari Tehran menuju Dubai, via Bandar Abbas. Pesawat tersebut ditembak jatuh di Teluk Persia oleh misil Amerika Serikat yang ditembakkan oleh kapal penjelajah USS Vincennes. Kapal perang AS tersebut salah mengidentifikasi pesawat tersebut sebagai pesawat tempur F-14 Tomcat Iran (F-14 Tomcat hanya dioperasikan 2 negara, yaitu AS dan Iran). Insiden ini sampai hari ini terus menjadi masalah bagi hubungan Iran danAmerika Serikat, yang sudah rusak pasca Revolusi Islam Iran 1979. Pemerintah Iran hingga sekarang mengklaim USS Vincennes sengaja menembak jatuh pesawat tersebut. Sementara Amerika Serikat pasca insiden tersebut menyatakan penyesalan atas insiden tersebut, namun belum pernah menyatakan bertanggung jawab secara resmi, membayar ganti rugi maupun meminta maaf secara resmi kepada Iran hingga hari ini.
Kecelakaan tersebut menewaskan seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 290 orang (termasuk 38 warga negara asing asal Uni Emirat Arab, India, Pakistan, Italia, dan Yugoslavia, serta 66 anak-anak) dan merupakan kecelakaan terbesar sepanjang sejarah penerbangan dunia pada tahun 1988.
Terhitung Januari 2012, Iran Air masih tetap menggunakan nomor penerbangan IR655 untuk penerbangan Tehran-Dubai.

7. Air Afrika Crash, 1996
Ini adalah kecelakaan pesawat udara paling mematikan bagi orang di darat. Tidak banyak informasi tentagn kecelakaan ini, mungkin karena lokasi dan ilegalitas. Pesawat kargo yang disewa dari Rusia ini, dalam kondisi kelebihan beban, mungkin membawa senjata untuk kelompok militer Angola. Saat tingal landas, pesawat tidak mencapai kecepatan yang tepat, namuntetap berusasha untuk terbang. Akhirnya, pesawat menabrak pasar di dekatnya dan meledak dalam bola api, membunuh sekitar 300 orang, termasuk 2 awaknya dan 253 luka parah.

6Saudi Penerbangan 163, 1980
Saudia Penerbangan 163 adalah sebuah pesawat Lockheed L-1011 yang mendarat di Riyadh, Arab Saudi sesudah penerbangan dariKarachi, Pakistan. Pendaratan ini menewaskan seluruh penumpangnya yang berjumlah 287 penumpang dan 14 awak dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Arab Saudi.
Saat pendaratan, pesawat mengalami kebakaran di bagian dalam kargo. Mesin nomor dua mengalami kebakaran hingga beberapa penumpang tidak bisa keluar dari pesawat tersebut.

5. Iran IIyushin II-76, 2003
Kecelakaan Iran IIyushin II-76 adalah kecelakaan pesawat paling mematikan di Iran. Kecelakaan yang terjadi tanggal 19 Februari 2003 ini, menewaskan 302 orang, kebanyakan dari mereka anggota Garda Revolusi Iran. Kecelakaan ini memiliki sedikit sekali informasi. Laporan resmi mengatakan penyebab dari kecelakaan ini adalah akibat cuaca buruk, yaitu angin kencang dan kabut tebal. Beberapa sumber berspekulasi bahwa kecelakaan itu mungkin akibat tabrakan di udara, masalah mekanis, atau aksi teroris.

4. Turkish Airlines Penerbangan 981, 1974
Turkish Airlines Penerbangan 981 merupakan sebuah penerbangan terjadwal oleh Turkish Airlines dari Istanbul menuju Londonvia Paris. Pesawat tersebut mengalami lepasnya pintu kargo dan jatuh di Fontaine-Chaalis di Oise, Perancis.
Kecelakaan tersebut menewaskan seluruh penumpang dan awaknya yang berjumlah 346 orang dan hingga kini merupakan kecelakaan terbesar dalam sejarah pengoperasian pesawat McDonnell Douglas DC-10.

3. Tabrakan Udara di Charki Dadri, 1996
Pada 12 November 1996, Kazakhstan Airlines penerbangan 1907 yang membawa 27 penumpang dan 10 kru akan mendarat di bandara Delhi, India. Kru kokpit memiliki keterbatasan berbahasa Inggris sehingga mereka hanya mengandalkan operator radio Kazakhstan. Saat itu, pesawat aman untuk turun hingga ketinggian 4.600 kaki, tetapi operator radio gagal menginformasikan kepada kru tetap pada ketinggiannya, pesawat pun terus mengurangi ketinggiannya.
Sementara, Saudi Arabian Airlines Boeing 747 yang membawa 312 penumpang lepas dari bandara Delhi dan mengarah ke pesawat Kazakhstan. Kru pesawat diinformasikan aman hingga ketinggian 4.300 kaki. Pada saat yang sama, pesawat Kazakhstan telah turun melewati ketinggian 4.300 kaki, dan pastilah pesawat ini melintas di bawah pesawat Arab Saudi. Namun celakanya, operator Kazakhstan baru menginformasikan kru agar tetap pada ketinggian 4.600 kaki. Secara otomatis, kru pesawat menaikkan lagi pesawatnya, hingga akhirnya tabrakan pun tak bisa dihindari. Semua penumpang kedua pesawat, yaitu 349 orang tewas. Ini merupakan tabrakan di udara paling mematikan dalam sejarah penerbangan.

2. Japan Airlines Penerbangan 123, 1985
Japan Airlines Penerbangan 123 (JAL123, JL123), sebuah Boeing 747-146SR, dengan nomor rergistrasi JA8119, jatuh diGunung Takamagahara di Prefektur Gunma, Jepang 100 km dari Tokyo, pada 12 Agustus 1985. Lokasi jatuhnya, dua bubungan gunung di dekat Gunung Osutaka, dinamakan Osutakano-O'ne (Bubungan Osutaka).
Kecelakaan pesawat-tunggal ini merupakan yang terparah dalam sejarah penerbangan, dengan seluruh 15 awak pesawat meninggal, dan 505 dari 509 penumpang meninggal (termasuk aktor dan penyanyi terkenal Kyu Sakamoto) dengan total meninggal 520 orang. Ada 4 orang yang selamat, semuanya penumpang, meskipun satu dari yang selamat adalah pramugari Japan Airlines yang sedang cuti. Keempat orang yang selamat ini semuanya wanita - pramugari yang sedang cuti, umur 25, yang terjepit di antara kursi; wanita berumur 34 tahun dan putrinya yang berumur 12 tahun yang terkurung di rangka yang masih utuh; dan anak perempuan berumur 12 tahun yang pada saat ditemukan terduduk di atas dahan pohon

1. Musibah Tenerife, 1957
Tenerife Disaster Collision aftermath 27 March 1977.jpg
Musibah Tenerife terjadi pada tanggal 27 Maret 1977 pukul 17:06 waktu setempat (juga GMT), ketika dua Boeing 747 bertabrakan di Bandar Udara Internasional Los Rodeos di Tenerife, Kepulauan Canary, menewaskan 583 orang. Kecelakaan ini masih merupakan peringkat tertinggi kehilangan nyawa manusia dalam sejarah penerbangan.
Pesawat yang terlibat yaitu Pan Am Penerbangan 1736, dinamai Clipper Victor, di bawah kendali Kapten Victor Grubbs, dan KLM Penerbangan 4805, dinamai Rijn (Sungai Rhine), di bawah kendali Kapten Jacob Veldhuyzen van Zanten. KLM 4805, melakukantake off di satu-satunya landasan di bandara tersebut, menabrak Pan Am yang sedang berjalan menuju landasan yang sama.
Sebelumnya kedua pesawat tersebut dialihkan menuju Bandara Los Rodeos di Tenerife, Kepulauan Canary, Spanyol menyusul terjadinya ledakan bom di sebuah toko bunga di bandara tujuan semula di Las Palmas, yang disusul dengan ancaman bom kedua. Kedua pesawat bertabrakan ketika akan meninggalkan Tenerife kembali ke Las Palmas dan KLM 4805 melakukan take off tanpa izin dari Air Traffic Controller (ATC) disaat Pan Am 1736 sedang menyeberangi landasan yang sama untuk bersiap berangkat. Pilot KLM sempat mencoba memaksa pesawatnya take off namun baru mencapai 100 kaki pesawatnya menabrak PanAm. Jumlah korban tewas dari pesawat KLM adalah semua 234 penumpang dan 14 awaknya, sedangkan dari pesawat PanAm 9 dari 16 awak tewas dan 265 dari 317 penumpang tewas.
Bandar Udara Los Rodeos (kode TCI, sekarang TFN) berada di sebelah utara Tenerife dan kebanyakan digunakan untuk penerbangan antara Kepulauan Canary dan sekitarnya serta ke daratan Spanyol.
Investigasi menunjukkan bahwa, selain usaha lepas landas pesawat KLM tanpa izin ATC, kecelakaan tersebut disebabkan oleh kebingungan pilot kedua pesawat oleh instruksi ATC, yaitu masalah bahasa, di mana logat Spanyol kental ATC membingungkan pilot, serta pilot KLM juga tidak menggunakan bahasa standar penerbangan dalam komunikasi dengan ATC (bersifat ambigu, sehingga membingungkan ATC). Selain itu, peralatan komunikasi serta peralatan darat lain juga tidak memadai untuk mengawasi pergerakan pesawat. Kondisi ini diperparah oleh kabut tebal yang melanda daerah itu pada hari kecelakaan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar